Reaksi kimia adalah suatu proses
dimana zat-zat yaitu produk (hasil reaksi) terbentuk dari beberapa zat yaitu
pereaksi. Reaksi kimia dapat diketahui dengan mengamati perubahan-perubahan.
Perubahan tersebut antara lain:
1. *)Terjadinya
perubahan warna.
Suatu reaksi kimia dapat
menghasilkan perubahan warna. Pada reaksi kimia, warna zat pereaksi dan hasil
reaksi dapat berbeda pada reaksi tertentu. Seperti Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
zat pengoksida kuat ini merupakan zat padat jingga merah, yang menghasilkan
larutan jingga dalam air. Dalam larutan asan kuat, ion Dikromat direduksi
menjadi kromium (III). Larutan menjadi hijau muda yang berasal dari ion Cr3+
.
2. *) Terjadinya
perubahan suhu
Reaksi kimia juga dapat diketahui
dengan adanya perubahan suhu. Suhu awal pencampuran zat pereaksi dengan suhu
akhir zat hasil reaksi akan brbeda. Perubahan suhu dapat terjadi karena adanya
proses pemutusan maupun pembentukan ikatan antar reaktan-reaktan yang bereaksi.
Seperti pada reaksi HCl dan NaOH, reaksi tersebut menghasilkan panas.
3. *) Terbentuknya
gas.
Dalam reaksi kimia, akan terdapat
gas yang terbentuk dalam beberapa reaksi. Sseperti reaksi anatara aluminium
dengan basa kuat (hidroksida-hidroksida alkali) akan terbentuk larutan Tetrahidroksoaluminat.
Al(s) + OH-(aq) + 6 H2O(l) --> 2 [ Al (OH)4]-(aq) + 3 H2 (g)
4. *) Terbentuknya
endapan
Banyak sekali reaksi yang digunakan
dalam analisis kimia anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan.
Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagi suatu fase padat keluar dari
larutan. Terbentuknya endapan karena larutan melewati titik jenuh.
Reaksi-reaksi kimia dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. *)
Reaksi Pembentukan
Jenis pertama ialah reaksi Pembentukan satu jenis senyawa
dari dua zat atau lebih.
A + B --> AB
2. *) Reaksi
penguraian
Jenis kedua yaitu reaksi
penguraian, yaitu terpecahnya satu senyawa menjadi dua zat atau lebih, biasanya
dengan memasak kalor.
AB --> A + B
3. *) Reaksi
Metatesis
Jenis reaksi ketiga dinamakan
metatesis atau reaksi pergantian rangkap dua. Zat dalam larutan akan bertukar
pasangan, artinya anion dari salah satu zat bertukar dengan senyawa lain.
AX + BZ --> AZ+ BX
4. *) Reaksi
pergantian
Jenis reaksi keempat yaitu reaksi
pergantian, disini satu unsure menggantikan unsur lainnya dalam senyawa. Unsur
yang digantikan adalah yang letaknya lebih bawah dalam deret elektronegatif (
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au).
A + BZ --> AZ + B
5. *) Reaksi
penetralan
Jenis reaksi kelima
adalah reaksi netralisasi atau penetralan. Asam dan basa bereaksi membentuk
garam dan air.
HX + BOH --> BX + H2O
CH3OOH(aq) + NaOH(aq) --> NaCH3COO(aq) + H2O(s)
Reaksi netralisasi sesungguhnya
adalah jenis khusus dari reaksi prgantian rangkap. Dengan satu kation hydrogen
dan satu jenis anion hidroksida. Hodrogen dalam asam menetralkan hidroksida
dalam basa untuk membenatuk air. Menurut teori Arrhenius, suatu reaksi netralisasi
meliputi penggabungan natara ion hydrogen dan ion hidroksida untuk menghasilkan
adanya air, dalam hal ini asam “yang tak berdisoiasi” bereaksi langsung dengan
ion-ion hidroksil, yang berada dalam fase padat.
Bronsted-Lowry menjelaskan bahwa
reaksi netralisasi sebenarnya adalah reaskis antara ion hidronium (H3O+)
dan hidroksida (OH-).
6. *) Reaksi
pengendapan.
Jenis selanjutnya adalah reaksi
pengendapan. Endapan terbentuk jika larutan (hasil reaksi) menjadi terlalu
jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan (s) suatu endapan, menurut
definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan
bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekananan, konsentrasi
bahan-bahan lain dalam larutan itu dann pada komposisi pelarutnya..
Al3+(aq) + 3OH-(aq) --> Al(OH)3 (s)
Untuk mengetahui
suatu reaksi akan mengendap atau tidak bisa diketahui dengan menghitung Ksp dan
Qc nya. Ksp dan Qc adalah hasil kali kelarutan ion-ion yang di pangkatkan
koefisiennya.
Ksp
Al(OH)3 = [Al3+][OH-]3
Jika
Qc < Ksp maka
larutan belum jenuh
Qc = Ksp maka
larutan tepat jenuh
Qc > Ksp maka
akan terbentuk endapan
7. *) Reaksi
reduksi dan Oksidasi (Redoks).
Dalam reaksi kimia, terdapat
sejumlah reaksi dalam mana keadaan oksidasi berubah, yang disertai pertukaran
electron antara pereaksi. Ini disebut reaksi oksidasi-reduksi, atau disingkat
redoks. Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilanganya satu
elketron atau lebih dalam zat (atom,
ion, molekul). Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu
electron atau lebih oleh zat (atom, ion, molekul). Bila suatu unsure dioksidasi
keadaan oksidasinya berubah harga ke harga yang lebih positif. Bila suatu
unsure direduksi, keadaan oksidasinya menjadi lebih negatif.
Contohnya adalah asam oksalat, dimasukkan kalium permanganat
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) --> Mn2+(aq) + 2CO2(G)
2MnO4-(aq) + 5H2C2O4(aq) + 6H+(aq) --> 2Mn2+(aq) + 10CO2(G) + 8H2O(l)
Asam Oksalat
mengalami oksidasi, karena bilangan oksidasinya mengalami kenaikan, sedangkan
ion permanganat mengalami reduksi, karena bilangan oksidasinya mengalami
penurunan.
8. *) Reaksi
pembentukan kompleks
Jenis reaksi yang kedelapan
adalah reaksi pembnetukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri
dari satu atom pusat (ion pusat) dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan
atom (ion) pusat itu. Atom pusat ini di tandai oleh bilangan koordinasi, yang
mnyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom ion pusat dalam apa yang
disebut bulatan koordinasi, yang masing-masing dapat dihuni satu ligan
(monodentat) atau banyak (polidentat). Pembentukan kompleks sering dipaki untuk
pemisahan atau identifikasi. Salah satu fenomena paling umum yang muncul bila
ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna larutan. Beberapa contoh ion kompleks:
Cu2+
+ 4NH3 --> [Cu (NH3)4]2+
Atom
pusat ligan (ion
kompleks)
Biru biru tua